Selasa, 03 Agustus 2010


KESAKSIAN

Kata Pengantar

“Shalom!! ”
                   Buku ini kami susun sebagai ungkapan rasa syukur kami yang tak terhingga pada Allah pencipta langit dan bumi. Harapan kami melalui buku ini nama Tuhan semakin dimuliakan, serta bisa menjadi berkat bagi para pembaca, terutama yang lagi dalam kesesakan, agar imannya boleh dikuatkan, tegar dalam pencobaan, mengalami mukjizat- mukjizat, serta mendapatkan sukacita yang melimpah.
   Pencobaan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti jika berjalan bersama DIA. Pencobaan bagaikan kopi pahit, yang tidak enak jika diminum begitu saja, dan akan berubah menjadi minuman yang nikmat jika ditambah gula dan susu, yaitu campur tangan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-haripun banyak hal yang didahului dengan rasa sakit sebelum mendapatkan sukacita atau mendapat sesuatu yang lebih baik. Wanita yang gerah waktu mengandung dan sakit waktu bersalin, pasti segera mendapat sukacita ketika bayinya dilahirkan. Gigi susu yang goyah dan dicabut terasa sakit, tapi kemudian segera tumbuh gigi tetap yang kuat dan kokoh. Jadi…, kenapa mesti takut jika berjalan bersama DIA ?!
    Jika Tuhan ijinkan kami mengalami hukum kasih, dan hukum yang tak berbelas kasih, itupun kami anggap baik, sehingga bisa menjadi cermin bagi kami. Dan apabila Tuhan menjawab segera doa kami, menunda bahkan seakan tidak menjawab, itu juga baik, sehingga kami mengerti bahwa Allah sama sekali bukanlah alat untuk memenuhi segala keinginan kami. Pendek kata, semua yang Tuhan ijinkan adalah baik untuk kehidupan sekarang maupun setelah kematian.
             Rasa syukur yang kami rupakan buku ini terinspirasi waktu kami melihat betapa antusiasnya mereka yang dalam kesesakan mendengarkan kesaksian kami, serta dorongan rasa prihatin yang mendalam dimana beberapa kali kami mendengar ada beberapa orang/keluarga yang sampai-sampai mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. Kumpulan kesaksian ini sebagian kami beri komentar agar lebih jelas yang kami maksudkan. Buku ini boleh diperbanyak. Semoga kesaksian kami berdampak, segala tipu daya iblis dapat tersingkap, dan kuasanya dihancurkan.
         Jika penyampaian kesaksian ini banyak yang kurang tepat, kami mohon maaf atas segala keterbatasan, Tuhan Yesus memberkati.
Jombang, September 2007

Ucapan syukur dan terimakasih
· Syukur pada Allah Bapa yang telah memberi kemenangan dalam berbagai-bagai pencobaan, sehingga menghasilkan pengenalan secara pribadi akan Tuhan dan buah sukacita yang luar biasa bagi kami.
· Syukur pada Tuhan Yesus yang telah meninggalkan banyak teladan, terlebih lagi atas pengorbanan-Nya di atas kayu salib bagi kami.
· Syukur pada Roh Kudus yang memberikan penghiburan, kekuatan, pengharapan, serta menuntun langkah-langkah kami.
· Terimakasih pada saudara-saudara seiman yang begitu peka terhadap apa yang kami perlukan, yang dengan segera melakukan apa yang bisa diperbuat tanpa kami memintanya. Bantuan doa, dana, pikiran, ucapan-ucapan yang membangkitkan iman sangatlah berarti, dan kami merasa sangat diberkati dengan semua itu. Tuhan memberkati.
· Terimakasih pada keluarga hamba Tuhan yang telah banyak menguatkan iman kami, memberikan tumpangan untuk tinggal, bahkan menganggap kami bagian dari keluarga, serta rela berkorban untuk merasakan suatu perasaan yang tidak enak ketika menceritakan persoalan kami demi mendapatkan dukungan dana. Suatu pengorbanan yang luar biasa, kami sangat menghargai dan sangat bersukacita. Tuhan memberkati.
· Terimakasih pada keluarga yang dalam keterbatasannya telah memaksakan untuk memberi uang susu bagi anak-anak kami. Sesungguhnya pengorbanan itu tidaklah lebih kecil dari yang lain. Kami sangat terharu dan sangat bersukacita, suatu kepedulian yang luar biasa, Tuhan memberkati.
· Terimakasih pada keluarga-keluarga saudara kandung kami yang dalam keterbatasannya telah dengan sukarela mendukung dalam banyak hal, suatu anugerah Tuhan yang luar biasa. Tuhan memberkati.
· Terimakasih pada Yayasan Kanker Anak ( Children Cancer Foundation) yang telah peduli dengan ikut mendukung dana pengobatan. Sungguh sesuatu yang sangat berarti bagi kami. Tuhan memberkati.


Syaloom…..,
                Nama saya Yusuf Sutadji, biasa dipanggil Yusuf, nama yang diambil dari tokoh alkitab. Kehidupan saya khususnya, dan keluarga walau berliku-liku, tapi sesungguhnya penuh dengan keindahan. Hal yang mungkin sangat bertolak belakang dengan anggapan sebagian orang bahwa kami telah mengalami berbagai-bagai kesialan. Memang badai gelombang pencobaan menggulung keluarga kami, tapi sesungguhnya kami amat sangat aman dan tenang dalam lindungan Tuhan. Kami tak tenggelam, bahkan bagaikan pohon di tepi pantai yang semakin kuat berakar. Ternyata bahwa melalui semua itu, kami beroleh keuntungan yang luar biasa dalam kehidupan rohani, serta sukacita yang melimpah.
                Orang yang mengenal saya pasti tak akan mengira bahwa ternyata saya telah mengalami hal yang sama yang dialami tokoh dalam alkitab, yaitu 2(dua) kali masuk penjara. Itulah kenyataan yang Tuhan ijinkan, yang terjadi hanya pada saya, dari tujuh bersaudara. Yang membedakan adalah bukan saudara kami yang menyebabkannya, sebab mereka semua sangatlah baik. Tapi puji Tuhan, saya selalu mengalami kebaikan Tuhan. PertolonganNYA tak pernah terlambat, walaupun saat kejadian tampaknya amat sangat terlambat. Mukjizat selalu terjadi tepat pada waktuNYA. Pengenalan akan DIA melalui perbuatanNya yang ajaib itulah yang memerdekakan kami dari segala kekuatiran, sehingga kami tetap optimis dalam menjalani hidup.
                 Ketika belum menikah, saya bersama beberapa orang pernah mengalami kecelakaan. Mobil yang saya tumpangi selip melompati sungai kecil dan masuk sawah dengan kedalaman sekitar 2 M dari jalan, berguling-guling hingga berdiri lagi. Mobil rusak berat dan semua kaca hancur. Diantara penumpang ada yang patah tulang belakang, ada yang sobek lengan atas yang didalamnya banyak pecahan kaca, serta beberapa orang luka ringan. Tapi ajaib, saat itu saya tak ada luka atau memar, sehingga bisa melakukan kegiatan seperti biasa. Kejadian itu setidaknya memberi iman bahwa Tuhan itu benar-benar ada dan punya kuasa.
              Kejadian berikutnya, Tiffany puteri kami yang pertama ketika masih kecil bermain-main di halaman depan dengan seorang pembantu. Depan rumah kami ada jalan kecil ( orang biasa sebut rumah tusuk sate ). Dari rumah seorang teman, saya berjalan melalui jalan kecil itu. Ketika masih dikejauhan, Tiffany melihat, dan segera berjalan kearah saya bermaksud menyeberang, sedangkan pembantu yang menjaganya menoleh ke samping seperti melamun. Sementara itu, saya melihat di jalan itu hendak melintas sebuah mobil dengan kecepatan sedang. Perkiraan saya Tiffany pasti tertabrak dengan kecepatan yang berimbang tersebut. Saya terkesimah, dan yang saya lakukan hanya bertepuktangan keras-keras agar pembantu saya mendengar, tapi yang terjadi sebaliknya, yaitu Tiffany malah mempercepat langkahnya, sementara pembantu tetap tak mendengar. Luar biasa !!, perbuatan Tuhan sungguh ajaib, saya tiba-tiba melihat mobil itu dipacu sedemikian cepat, seperti melonjak, dan ketika mobil melintas, Tiffany tepat berada dibelakang mobil tersebut. Pembantu saya menangis gemetar melihat hal itu, dan segera menggendongnya. Kebetulankah?? Saya sangat yakin bahwa itu pertolongan Tuhan, karena jika sopir melihatnya, dia pasti segera meng-rem mobilnya, atau andaikan sengaja dia berbuat demikian, biasanya setelah terhindar dari kecelakaan, si sopir akan turun dari mobil, memarahi dan memaki-maki. Tapi mobil itu terus saja dipacu sampai tak kelihatan.
                 Kejadian berikutnya, ketika handphone baru masuk Indonesia, kami menambah usaha dengan jual beli handphone dengan skala kecil/eceran, baru dan bekas. Suatu hari ada seorang yang berpenampilan rapi menjual handphone beserta card-nya, dan saya hargai wajar. (Pada waktu itu kartu bekas bisa diperjualbelikan). Saat itu dia katakan dos bukunya tak dibawa, di tinggal di rumahnya, di pulau lain. Tanpa curiga saya beli handphone dan kartunya dan segera saya jual ke seorang teman yang baru saya kenal, handphone beserta card-nya. Beberapa hari kemudian teman tersebut katakan bahwa ternyata handphonenya dihubungi seseorang dan dikatakan bahwa itu miliknya yang dicuri orang. Lalu saya katakan “ya sudah, uangnya saya kembalikan, dan jangan rahasiakan kalau belinya di toko saya”, malah saya suruh untuk memberikan no hp saya, agar jelas permasalahannya. Akhirnya orang yang mengaku itu datang, dan mau menebus dengan membeli sangat murah. Karena waktu itu saya membelinya benar-benar dengan harga yang wajar, saya berpikir “jangan-jangan mereka itu sindikat, kalau saya berikan tentunya dia akan untung banyak, dan dia akan memakan korban toko-toko lain”. Maka saya katakan “bapak lapor polisi saja, jika memang terbukti milik bapak, saya lebih rela memberikannya saja”. Beberapa hari kemudian aman-aman saja, dan saya pikir dia nggak berani lapor. Tak lama setelah itu, tiba-tiba saya didatangi polisi dan langsung dijadikan tersangka “penadah”. Saya katakan pada oknum penyidik kalau memang itu miliknya, ya sudah saya berikan saja tanpa saya terima uang sedikitpun. Tapi jawabannya sungguh diluar dugaan, yaitu dia katakan kalau sudah dilaporkan, tidak bisa diselesaikan dengan kekeluargaan, harus sesuai prosedur hukum. Selanjutnya oknum itu berusaha untuk minta ini dan itu, dan lain-lain. Karena saya tak bisa menurutinya, maka dia marah-marah, dan segera melanjutkan perkara. Saat itu saya sedikit tenang sebab kakak saya punya kenalan perwira polisi di polda, yang mengatakan akan membantu. Sampai suatu hari, saya diberi surat panggilan untuk diperiksa. Saya datang dengan pakaian rapi, bersepatu, dan saya hanya ditemani seorang teman yang tak mengerti hukum sama sekali. Sesampainya disana, kami dimintai tolong mengantarkan dua orang polisi ke kejaksaan. Tanpa curiga kami antar mereka dengan senang hati dengan mobil kami, dan bercakap-cakap biasa. Ternyata kami mengantar mereka untuk menyerahkan berkas kami sendiri, dan langsung dikeluarkanlah surat penahanan oleh kejaksaan. Dari kejaksaan kami diminta mengantar diri kami sendiri, saya sopiri sendiri, dengan kawalan dua polisi duduk di bangku belakang. Saya dititipkan di LAPAS/Lembaga pemasyarakatan sebagai tahanan titipan kejaksaan. Sebelum masuk, dompet, cincin kawin, sabuk, kunci mobil mesti ditanggalkan, dan hanya sedikit uang yang boleh dibawa. Tuhan sungguh luar biasa, DIA memberi ketegaran, sehingga tak ada ketakutan pada saya. Masih dengan pakaian rapi dan bersepatu, saya diantar ke sel karantina yang berisi lebih dari 40(empat puluh) orang. Penyertaan Tuhan sangat luar biasa!! Begitu masuk para tahanan menerima saya dengan sangat baik, bahkan mereka mengatakan “jangan takut, disini orang Jawa, Cina, Madura sama, kita senasib”. Mereka adalah pembunuh, pencuri, perampok, penipu dan orang-orang yang demo kepala desa.(waktu itu sering ada protes hasil pemilihan kepala desa). Saya sangat dilindungi oleh penguasa sel yang disebut lurah. Lurah tersebut mengatakan kalau ada penghuni baru biasanya dikerjai, disuruh bersih-bersihlah, memijat temanlah, sebagai bahan lawakan bahkan ada juga yang gurau keterlaluan, kala tidur disulut rokok kakinya. Tapi semua itu tak pernah menimpa saya. Tak pernah ada tekanan, baik dari sel lain, sebab penghuni sel kompak melindungi. Semua sel baru saja dipasang karpet, yang membiayai tahanan bandar narkoba, sebab kamar mereka yang berisi empat orang, telah mereka sulap menjadi seperti hotel. Ada spring bed, TV, tempat makan minum keramik mewah. Semua itu agar tak terjadi kecemburuan dan menyerang mereka. Puji Tuhan, saya tetap bisa tidur dengan baik, diberi tempat pojok yang paling bersih, dan makan selalu beli dari luar/dapat kiriman, serta minum air kemasan. Bandar narkoba-pun pesan pada saya, kalau ada yang minta-minta suruh ke dia saja, dan dia yang akan beri. Suatu malam, lurah penguasa sel memamerkan kekebalannya khusus pada saya, ketika penghuni lain tidur. Sepotong kayu dibakarnya agak lama, dan ditiupnya. Maka tampak ujung kayu yang membara dan dijilatnya sampai padam. Aneh, lidahnya tak terluka sedikitpun. Tidak ada maksud apa-apa dalam demo itu selain iseng. Suatu saat secara iseng saya bertanya” Kunci atau gembok apakah yang mesti dipakai agar orang seperti kamu tak bisa membobol rumah saya?” Jawabnya” kamu pakai kunci apapun saya bisa masuk, hanya satu yang saya nggak bisa, yaitu jika keluarga itu harmonis” Sungguh suatu jawaban yang tak terduga dan saya anggap sangat berharga. Saya menangkap bahwa di keluarga yang harmonis, pasti ada kasih, dan Allah adalah kasih. Jadi jika Allah ada bersama kita, tak akan ada yang bisa menghancurkan kita. Masih banyak hal yang bisa kita syukuri jika kita tak terfokus pada masalah. Kebaikan Tuhan dalam kesesakan sangat kita rasakan jika tetap tenang dan tidak bersungut-sungut. Bahkan kita akan memperoleh butir-butir mutiara yang tak ternilai. Sangatlah banyak pengertian-pengertian yang terungkap, dan itu sangatlah berarti. Akhirnya keluarga segera mengurus untuk mengeluarkan saya, dan jaksa meminta uang. Tapi yang terjadi kemudian, jaksa tersebut hanya mau uangnya, dan berbelit-belit. Itulah kenyataan, itulah kesulitan, bahwa uang bukanlah jalan keluar. Tapi Tuhan tak pernah terlambat menolong. Akhirnya keluarga dikenalkan ke seseorang yang pernah satu gereja dengan kami ( sebut saja Oom). Setelah diceritakan padanya, dia sanggup untuk mengeluarkan pada hari itu juga. Menurut pengakuannya, dia punya surat sakti. Saat itu kami sangat percaya sebab jaksa yang semula berbelit-belit, menjadi tak berdaya setelah disodori surat olehnya, dan jaksa segera memerintahkan untuk mengeluarkan saya. Skenario sidang diatur oleh Oom tersebut, dan saya tak perlu ditahan lagi, setelah sempat 7 (tujuh) hari mendekam menjadi tahanan titipan. Setelah permasalahan selesai, kami tak mempermasalahkan ketika Oom tersebut minta tambahan uang jasa, karena pekerjaan sehari-harinya hanyalah sebagai tukang jam, yang tentu penghasilannya minimal. Juga ketika tak ada masalah, beberapa kali dia minta dibantu ketika kesulitan keuangan, dan dengan senang hati kami membantunya.( orang ini pada akhirnya, ternyata bukanlah seseorang yang mencerminkan kehidupan seorang kristen sesungguhnya, dan yang dikatakan surat sakti ternyata bohong, dan terungkap pada kesaksian saya berikutnya). Jangan pernah undur dari Tuhan karena perbuatan manusia. Ingat!! Pandang TUHAN saja, pasti tidak kecewa. Pada akhirnya, ketika saudara kami mengkonfirmasikan pada perwira polda, kenapa saya bisa ditahan, maka jawabnya “seharusnya tidak bisa”, dan agar kami mengajukan praperadilan saja. Tapi kami tak menurutinya. Jadi berharaplah hanya pada Tuhan, pasti tidak akan kecewa.
                       Saya mengakui bahwa saya telah ceroboh, dan saya harus membayar mahal untuk semua itu. Semua pasti bermakna. Tuhan seakan memberi gambaran yang sangat kontras antara hukum dunia dan hidup dalam anugerah Tuhan. Sungguh sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan apa yang Tuhan beri ( Anugerah) ketika puteri kami sakit, dimana orang-orang yang sama sekali tidak kami kenal, dengan begitu saja memberi berbagai-bagai bantuan (Pada kesaksian saya yang berikutnya). Kesulitan dan kemudahan yang silih berganti, bagaikan siang dan malam.
                 Kejadian berikutnya, yaitu karena suatu sebab, kami (saya & isteri ) menukarkan sementara mobil kami dengan mobil barang. Pemilik tersebut mengatakan kalau accunya tidak sehat. Kami tak mempermasalahkannya, paling-paling mendorong, pikir kami. Yang terjadi sungguh diluar dugaan!! Saat melewati jalan agak naik, dan mobil tepat diatas rel kereta api, tiba-tiba mogok. Berkali-kali saya coba hidupkan tidak berhasil. Tak berapa lama terdengar sirine jika kereta akan lewat. Saya semakin berusaha, sambil tengak-tengok, dan sepi. Ketika kereta mulai tampak dikejauhan, entah dari mana datangnya, tiba-tiba seseorang muncul, dan katakan dorong saja!, dorong saja!, kereta akan segera lewat. Kami dorong nggak bisa. Coba cek hand rem dan gigi persneling, teriaknya. Dengan sangat panik saya lakukan, dan benar, setelah gigi saya 0-kan, mobil bisa lewati rel, kami selamat. Kebetulankah jika mogok tepat di rel kereta api ?! dan kebetulankah, jika hanya satu orang saja yang muncul untuk menolong?!
                    Kejadian berikutnya adalah ketika kami mengantar Tiffany ke sekolah. Ketika hendak melintasi rel kereta api, traffic light menyala merah. Ketika hijau menyala, segera banyak kendaraan dijalankan, dan terjadilah beberapa kecelakaan, bahkan ada beberapa yang meninggal, sebab ketika itu meluncur kereta api, sementara palang pintu kereta tidak ditutup. Kami selamat bersama dengan mobil di depan kami. Kebetulankah??!!
                    Kejadian berikutnya adalah sungguh diluar dugaan, tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiran kalau ternyata Tiffany pada usia 4(empat) tahun dinyatakan leukemia oleh dokter. Kami melihat dia sehat-sehat saja, jarang sekali sakit. Sampai pada suatu hari, awal Juli 2003, dia mengeluh kalau untuk jongkok sakit. Sempat kami bawa ke tukang pijat sebab kami kira keseleo, tapi malah tidak bisa jalan. Setelah itu, kami bawa ke banyak dokter spesialis, beberapa diantaranya profesor. Berbagai pemeriksaan dilakukan, bahkan sempat diulang-ulang karena beda pendapat. Satu dokter mengatakan sakit otot kronis, yang lain menyanggahnya. Yang satu mengatakan appendiks/usus buntunya pecah dan harus segera dioperasi, yang lain menyanggahnya. Bahkan ada dokter yang menyangka kejiwaannya, yaitu sebenarnya nggak sakit, tapi hanya perasaannya saja, sehingga Tiffany dipaksanya duduk walau dia menangis kesakitan sambil tubuhnya membungkuk dengan tangan menahan badannya. Saat itu kondisinya memang benar-benar menurun drastis, sampai-sampai jika membawanya harus digendong seperti bayi, dan itupun jika gerak sedikit saja, dia menangis kesakitan. Kami mondar-mandir 1,5 bulan tanpa hasil. Karena semakin lemas dan pucat, maka kami putuskan untuk segera memasukkannya ke rumah sakit. Di situ ditangani 3( tiga ) dokter, dan setelah dilakukan berbagai pemeriksaan diduga appendiks/usus buntu dan leukemia. Dua (2) dokter setuju untuk dilakukan operasi, karena yakin berdasarkan apa yang dikatakan oleh seorang dokter terkenal, Sedangkan dokter bedah rumah sakit malah mengatakan kalau appendixnya meragukan, dan dia kuatir beban mental bila setelah dioperasi perutnya tetap sakit, dan dia setuju kalau kita bawa ke Singapura. Setelah ada kesepakatan untuk dibawa ke Singapura, kondisi darah/trombosit Tiffany yang drop harus dinormalkan sebelum berangkat. Perlunya 10 (Sepuluh) kantong darah. Saat itu kesulitan terjadi. Gol darah AB ternyata agak jarang. Di PMI Surabaya hanya tersedia 1(satu) kantong, PMI Gresik dan Sidoarjo kosong. Kerabat yang kami hubungi tidak ada yang cocok. Waktu itu pukul 01.00 pagi, dan seakan-akan jalan buntu. Tapi Tuhan sungguh ajaib, dalam Dia selalu ada jalan keluar. Saat itu juga, tiba-tiba sms masuk ke HP saya dari seorang saudara, yang isinya” kalau perlu doa hubungi….” yang ternyata no. telepon layanan doa 24 jam. Luar biasa!! Setelah kami doa bersama, dan saya menyatakan keyakinan bahwa saya benar-benar percaya kalau Tuhan itu benar-benar ada, dan sanggup untuk menolong, segera saya teringat akan seseorang. Orang tersebut menganjurkan agar kami mencari ke suatu gereja. Puji Tuhan, esoknya ketika saya kesana, saya mendapatkan daftar nama dan telepon para donor yang bergolongan darah AB. Setelah saya hubungi, mereka dengan senang hati segera berangkat, walau saat itu hari dan jam kerja.
                        Kesulitan berikutnya adalah dana. Sebab kami baru buka toko lagi, walau kontrak, juga biaya berobat kesana kemari, dan 13(Tiga Belas) hari di Rumah Sakit, tabungan tidak ada lagi. Saya sempat telepon untuk ajukan kredit bank, tapi mereka katakan tidak bisa cepat karena harus melalui proses. Akhirnya terkumpul Rp 50 juta dari saudara-saudara kandung.
                    Kesulitan tidak berhenti sampai disitu, tiket pesawat penuh dan harus menunggu sekitar 10 hari. Kakak ipar dan tante berusaha mencari pada travel agen yang berbeda, tapi mereka dapat jawaban yang sama. Akhirnya melalui seseorang, yaitu kenalan dari teman tante, kami segera bisa berangkat. ( Seseorang ini yang pada akhirnya kami tahu bahwa dia ternyata mempunyai saudara kembar di Singapura dan menjadi berkat yang luar biasa bagi kami, khususnya pendanaan). Ingat, jangan pernah bersungut-sungut, jalani saja !!, sebab dibalik kesulitan ada berkat Tuhan, walau jalan-NYA tak terselami. Selama 3 (tiga ) hari di Mount Elizabeth, habis biaya S$ 9.100. Saat itu S$ 1 = Rp 5000,-. Praktis uang saya hampir habis. Saat itu dipastikan leukemia (ALL), tidak agresif, tapi harus segera ditangani. Kalau tidak, dipastikan 3 atau 4 bulan lagi, dia tidak ada bersama kita lagi. Prosentase kesembuhan dikatakan 70 s/d 80%. Biaya intensif pertama ( selama 2 bulan ) diperkirakan S$ 20.000, dan lama pengobatan keseluruhan 2 (dua) tahun. Selanjutnya oleh dokter dipindahkan ke rumah sakit lain (KK Hospital, khusus wanita dan anak). Saya tidak tahu, apakah uang muka rumah sakit diberi dulu oleh ibu pemilik apartemen atau beliau jadi penanggung jawabnya, atau bagaimana, semua mistery. Yang jelas saya sama sekali tidak kenal sebelumnya, dan saya belum pernah membayar uang sewa kamar apartement. Itulah keindahan yang Tuhan beri, tak terpikirkan, walau tak ada teman dan family, semua serba mungkin bagi Tuhan. Waktu itu saya punya arisan 50 juta, belum tanggalnya, saya minta, ternyata boleh. Ditambah oleh saudara-saudara hingga terkumpul S$ 23.000. Tapi ternyata perkiraan sangat meleset, sebab chemo tidak lancar, ada demam dsb, sehingga baru 16 hari sudah menghabiskan S$16.000. Dengan kenyataan tersebut, saya bermaksud memindahkannya ke Indonesia, walau Tiffany sudah bisa duduk dan dokter menyayangkannya. Tapi, ternyata dokter ahli darah Surabaya yang saya cari pergi ke Amerika 1 bulan, sedangkan dokter Jogya yang saya hubungi dan telah menyatakan sanggup, tidak segera membalas e-mail Dr. Singapura. (Ternyata Dr Jogya tsb ada seminar di lain negara , karena pada akhirnya membalas juga.) Waktu itu seakan-akan jalan buntu. Tapi ingat! bersama Tuhan pasti selalu ada jalan keluar. Kuasa Tuhan sempurna ketika kita tak berdaya. Ketika saya membayar sewa apartemen, ibu tersebut memaksa memberi potongan, walaupun sebenarnya saya tidak mau, sebab sudah terlalu merepotkannya, yaitu mendampingi ke dokter, memintakan potongan biaya rumah sakit, mengatur keuangan, dll. Hari berikutnya, ketika jam bezoek, ibu tersebut mengatakan bahwa saya dapat sumbangan S$ 600 dari persekutuan doa. Kami sangat mensyukuri, walau kalau dipikir jumlah tersebut sangatlah jauh dari keperluan. Ternyata bahwa jika kita menerima berkat seberapapun besarnya dengan ucapan syukur yang tulus, menyenangkan hati Tuhan, dan Tuhan semakin mencurahkan berkat-berkatnya dan itu akan menimbulkan ucapan syukur yang semakin melimpah dan suka cita yang tak terkatakan. Pada hari ke-19 kami boleh pulang, diijinkan untuk rawat jalan. Hal ini kami beritahukan kepada ibu tsb, sebab saya pikir harus sewa kamar yang lebih besar, tapi jawab ibu tersebut melalui sms, bahwa kami diajaknya pulang ke tempat-tinggalnya, dan tidak usah bayar. Puji Tuhan !! Jujur saja, waktu itu sempat terpikir…, tempat tinggal saya dapat…, tapi biaya hidup dan berobat khan nggak murah!! Dan saya masih berharap dilanjutkan di Indonesia. Jalan seakan buntu, nggak tahu dokter siapa lagi yang mesti dihubungi. Setelah saya ceritakan pada beliau, jawabnya berarti Tuhan mau dilanjutkan disini” Suatu jawaban yang sama sekali tak saya mengerti waktu itu. Sehari di situ, ada 4 teman beliau yang menjenguk, seorang diantaranya memberi S$ 1000. Puji Tuhan !! Hari minggu, kami semua diajaknya kebaktian. Selesai kebaktian kami bertiga pulang dulu. Tak lama, beliau dan suami menyusul, dan dikatakan olehnya bahwa ada keluarga yang terbeban dan memberi S$ 8000 dan juga keluarga lain sehingga terkumpul S$ 10.000 lebih. Puji Tuhan!! Ternyata yang memberi S$ 8000 adalah saudara kembar yang carikan tiket pesawat. Betapa indah dan ajabnya cara Tuhan, kesulitan DIA ubahkan jadi berkat. Disamping itu saudara kembar tersebut katakan bahwa teman-temannya di persekutuan wanita juga mau membantu, sehingga terkumpul cukup banyak. Puji Tuhan !! Berikutnya seseorang yang pernah memberi S$1000, yaitu seorang yang pertama kali memberi, menambah S$ 5000, dan dia menelepon suaminya di Jakarta, dan suami tsb mengajak teman-temannya menjadi donatur. Puji Tuhan!!
                           Suatu hari, saya datang kebaktian di persekutuan doa, Roh Kudus berbicara melalui hamba Tuhan yang punya karunia “Janganlah takut, sebab Aku menyertaimu, dan bukankah Aku telah mencukupkan semua biaya-biaya yang kamu perlukan?!” Padahal saat itu baru saja kami terima dana-dana tersebut, dan chemo baru berjalan seperempat program. Sungguh luar biasa, bahwa bantuan yang sengaja kami titipkan tersebut memang benar-benar cukup, tak lebih dan tak kurang. Benar-benar pengalaman rohani yang luar biasa dan tak ternilai, jika Tuhan ijinkan kami bisa membuktikan perkataan Tuhan jauh sebelum terjadi .
                           Kejadian berikutnya, yaitu ketika kami mencari tempat yang kami tidak faham jalannya. Di pertigaan, semula saya akan belok kiri, tapi tiba-tiba saja saya berubah pikiran, untuk balik arah / memutar (jalan Kembar). Karena posisi mobil terlalu maju, secara reflek mobil saya mundurkan begitu saja, dan brakk…mobil BMW dibelakang saya kena cukup keras. Saya tidak tahu kenapa bisa begitu, kenapa saya tidak waspada, padahal saya juga tidak sedang melamun dan selama 17 tahun ( saat kejadian ) bawa mobil, saya tidak pernah menyalahi orang. Tapi kali ini saya benar-benar salah. Mengetahui itu, saya jalankan perlahan, memutar, untuk mencari tempat agar jalan tak macet. Tapi mungkin saja mereka mengira kami hendak melarikan diri, maka mereka segera mendahului dan memposisikan mobilnya melintang, menghadang kami. Mereka 2(dua) orang. Yang seorang segera keluar menghadang kami. Saat itu keuangan pas-pasan, sebab baru pulang dari Singapura. Saya katakan pada Tiffany ” Tif berdoa ya, papa dapat kesulitan” dan dalam hati saya katakan “ Tuhan tolonglah” sambil keluar mobil dan memberi salam pada orang yang menghadang dan saya katakan “ Saya bertanggungjawab koq”. Yang seorang segera keluar mobil dan melihat bumpernya, di usap-usapnya bemper tersebut, dikucek-kucek matanya dan dilihatnya sekali lagi, seakan tak percaya kalau utuh sama sekali, catnyapun tak tergores, dan segera katakan “Oh, ga apa-apa koq, lain kali hati-hati ya”. Puji Tuhan!!. Saya juga tak habis pikir, padahal saat brakk.., goncangan cukup keras. Apakah Tuhan sengaja tempatkan BMW, bukan yang lain karena kuat, atau memang sesuatu yang supranatural terjadi, suatu mistery, tapi yang jelas saat itu yang terpikir “ wah..., saya lagi nabrak mobil mewah” dan itulah…. pikiran kita bukanlah pikiran Tuhan!!.
                         Sementara pengobatan Tiffany masih berjalan, tiba-tiba saja usaha kami mendapat masalah. Kami punya usaha merakit barang elektronik, dan ada ijinnya. Usaha kecil untuk dipasarkan di toko sendiri, dengan seorang tenaga kerja. Karena usaha kami legal, maka oleh perakit saya, komponen2 dan barang jadi diletakkan sembarangan, berserakan di meja kerjanya. Keahliannya di alat komunikasi, sehingga banyak langganan polisi untuk perbaikan HT (Handy Talkie ). Suatu hari, tiba-tiba saja barang-barang disita oleh polisi tanpa surat apapun. Segera dia dibawa ke kantor polisi, dan dari sana menghubungi saya melalui HP menceritakan yang terjadi. Saya segera mencari seseorang yang pernah menolong dalam masalah handphone. Sementara itu, seorang oknum polisi mengatakan pada perakit agar membantu mereka saja, dan menjanjikan jika berhasil akan diberi “bagian” yang maksudnya uang. Tapi perakit saya tidak mau. Katanya pada saya” Bagaimana mungkin? dia bisa seperti itu karena kesempatan dari saya, lagi pula itu berarti akan menutup mata pencahariannya sendiri”. Oknum itu adalah seseorang yang baru datang ke bengkelnya, dan memberi informasi ke atasannya. Mungkin pikirnya, pokoknya sita dulu, nanti alasan untuk menjerat khan bisa dicari atau memang suatu kecurigaan yang buru-buru dan tanpa diselidiki dulu. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan, baik bagi saya maupun bagi polisi. Setelah saya dan Oom yang saya mintai bantuan sampai di kantor polisi, tiba-tiba saja Oom tersebut marah-marah tak terkendali, mencacimaki polisi, dan minta ditunda pemeriksaannya. Polisinya nurut saja, dan Oom tersebut mengatakan pada saya ,“pokoknya beres” dan hanya meminta sedikit uang yang saya pikir untuk kebutuhannya. Ternyata uang itu dipakainya untuk mengirim surat ke berbagai instansi di Jakarta, dan polres diberi tembusannya. Maka pihak polres kalang kabut, tak menduga sama sekali, dan segera menghubungi perakit saya. Polisi mengatakan padanya, apabila dia berani menjamin jika surat itu belum masuk, maka barang sitaan akan dikembalikan saat itu juga. Perakit tanya” apakah saya berani jamin?” . Setelah saya tanyakan pada Oom, ternyata surat-surat tersebut benar-benar sudah dikirim. Saya nggak tahu, apakah itu kecerobohan atau kesengajaan, yang jelas pada akhirnya dia melakukan pemerasan, dan yang dikatakan punya surat sakti tak pernah terbukti . Dia berhasil mengurus persoalan orang lain, dan kasus handphone saya, adalah dengan cara membuat surat kalau oknum ini telah melakukan penyimpangan, lalu surat tersebut disodorkan pada oknum, dan apabila oknum tak menuruti kehendaknya, diancam akan dikirim ke berbagai instansi pusat. Makanya, waktu kasus handphone, keluarga percaya pada perkataannya kalau yang disodorkan surat sakti, sebab oknum menjadi sangat penurut. Persoalan menjadi berubah, yang mungkin motifasi awalnya uang, menjadi persoalan “pembuktian benar salah”. Saat itu kami benar-benar dalam posisi terjepit, bagaikan kiri singa, kanan buaya, sebab Oom yang di KTP-nya beragama kristen itu ternyata culas dan perbuatannya jauh dari pada orang kristen yang sebenarnya. Kalau marah menghujat-hujat Allah, dan sangat tidak layak disebutkan jika mengata-ngatai Tuhan Yesus dan kematianNYA di atas kayu salib. Maka bisa dibayangkan perbuatan orang yang tidak takut akan Tuhan pada keluarga kami. Sebentar-sebentar minta uang, dan kesukaannya mengajak berkeliling dengan mobil tanpa tujuan. Kalau tidak dituruti mengancam, bahkan akan berbalik menjatuhkan saya. Emosinya sungguh tidak stabil . Pendek kata kami tak tenang dan tidak bisa bekerja. Surat yang dikirim ke berbagai instansi, ternyata mendapat tanggapan, dan polres mendapat teguran untuk bersikap adil. Saya tahu, sebab Oom itu diberi tembusan juga oleh instansi yang dikirimi. Saya berkali-kali dapat surat panggilan untuk diperiksa. Ketika kami datang, Oom tsb minta diundur dan mengancam polisi untuk membongkar kasus. Begitu terjadi berkali-kali. Walaupun kami berdoa dengan sungguh, ternyata masalah tidak kunjung selesai. Ketekunan, dan penguasaan diri benar-benar diuji. Persoalan yang tampak sepele selesai lebih dari satu tahun. Waktu Tuhan bukanlah waktu kami. Sering kali kita ingin masalah segera selesai, segera selesai, dan segera selesai, tapi seakan Tuhan tak bergeming ,tak peduli dan sangat jauh. Tapi sesungguhnya pada akhirnya saya melihat banyak mutiara-mutiara yang bisa didapatkan untuk kedewasaan rohani. Malahan entah dari mana dia dapat info, dan melaporkan polisi menerima suap dalam masalah togel (judi) yang tersangkanya dilepas setelah memberi uang. Tampaknya hal itu terbukti, sebab waktu saya diperiksa, Oom tsb mencaci-maki dengan keras dan polisinya diam saja, hanya menahan geram. Sayapun seperti kerbau yang dicocok hidungnya menghadapi sikapnya. Kasus terus berjalan, sementara memberi uang polisi juga sangat tidak mungkin. Bagaimana mungkin ??, Oom tersebut melaporkan penyuapan tapi akan memberi uang ??!! Bisa-bisa malah dikenai pasal penyuapan !! Kebiasaan di gereja kami setiap tutup tahun mengambil ayat. Waktu saya ambil, dapat Mazmur 34:14-15. Pikir saya, Mazmur!! Pastilah saya dapat ayat yang indah kalimatnya, seperti yang sudah-sudah. Tapi betapa kagetnya saya, ternyata isinya” Jagalah lidahmu terhadap yang jahat, dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu, jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!” Dalam hati saya katakan “Amin” Saat itu hati saya bersorak, bukan bersorak karena dianggap jahat di mata Tuhan, tapi saya bersukacita sebab DIA YANG KUDUS, sudi untuk menegur dan memberi perintah. Sungguh DIA benar-benar Allah yang hidup dan firmanNYA benar-benar hidup. Luar biasa…, kalau firman itu tidak hidup, tentulah akan muncul ketika keadaan kami baik-baik saja, tapi ini muncul tepat waktu, yaitu saat perselisihan terjadi, dan sangat jelas Carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya”. Sampai akhirnya suatu hari ketika kami berada di dalam mobil di depan toko kami, hendak berangkat untuk mengantar chemo, kami ditangkap. Kami dikawal menuju kantor polisi dengan mobil kami sendiri. Beberapa saat saya diperiksa, dan barang-barang kami dikembalikan. Mereka hanya menyisakan sedikit bahan dan yang sudah jadi. Hal itu atas kebijaksanaan Kapolres setelah saya dimintai keterangan Tapi ternyata perkara tidak bisa berhenti begitu saja, sebab Oom tersebut terkesan mencari-cari kesalahan polisi, dan terus melaporkan, dengan harapan agar masalah tidak selesai-selesai dan saya terus membutuhkan dia. Dengan demikian, polisi juga menerbitkan surat pemanggilan saksi. Ketika saksi yang dipanggil memberitahukan pada kami dan kami beritahukan pada Oom tsb untuk diselesaikan baik-baik, justru malahan didatangi sendiri dan mengancam untuk mengungkapkan kasus penyelewengan yang lain. Sementara itu Oom tsb mengatakan kalau pengacara sudah pasti tidak mau mengurusi perkara ini, sudah ruwet. Sampai suatu hari menjelang saya akan ditangkap untuk ke-2 kalinya, Oom tsb mengatakan dengan santainya” Yusuf, sejak semula aku nggak pernah menjanjikan kamu menang atas perkara ini, yang aku lakukan hanyalah menceritakan kejadian yang sebenarnya, entah kamu mau menang atau kalah adalah urusanmu sendiri, yang jelas aku aman-aman saja”. Siapa sih yang nggak susah hati!! Tapi itulah kenyataan. Allah pasti sanggup menghindarkan jika DIA mau. Misalnya polisi tidak perhatikan barang-barang yang berserakan, atau tak berjumpa Oom tersebut ketika kami mencarinya. Tapi ada satu hal yang menguatkan, bukankah masing-masing kita harus memikul salib jika mau mengikut Yesus??. Dan ternyata segala sesuatu yang tampaknya tidak baik, yang terjadi atas seijin Tuhan akan menghasilkan buah-buah yang baik pada akhirnya, yang salah satunya adalah kesabaran. Karena masalah tak kunjung selesai maka penyidik mengajak saya berunding di luar kantor tanpa sepengetahuan Oom. Saya datang bersama perakit, menemui penyidik di suatu tempat, dan dia seakan-akan mencari solusi. Wow…, tidak tahunya, tak berapa lama, satu mobil penuh polisi berpakaian preman menangkap kami. Salah seorang mengatakan kecrek saja, kecrek saja,( kecrek=borgol) tapi hal itu tak dilakukan pada saya, dan sama sekali tak ada kekerasan fisik. Akhirnya kami digiring dengan mobil kami sendiri ke kejaksaan dan langsung ditahan. Saya dititipkan di Rutan (Rumah Tahanan) yang terletak di seberang kejaksaan. Seperti biasa sabuk, dompet, handphone mesti ditanggalkan. Saat itu jam bezoek. Sipir penjara menawarkan agar kami membeli kamar yang berisi 4 orang. Seorang terdakwa kasus penggelapan mobil yang lagi di bezoek keluarganya juga menyarankan. Dia mengatakan kalau di sel karantina yang berisi lebih dari 40 orang, adalah orang-orang rusak, banyak kiriman dari LP yang cukup punya nama , dan pengalamannya, bahwa dia tidak bisa makan, direbut oleh mereka-mereka. Maka kami menuruti saran mereka, dan uang kami berikan pada sipir. Tapi ternyata oleh Kepala Rutan uang dikembalikan, katanya harus masuk karantina dulu. Kadangkala Tuhan membiarkan, seakan tak peduli. Tuhan membiarkan kami mendengar apa yang mereka alami, Tuhan membiarkan uang kami ditolak, dan membiarkan saya masuk karantina. Tapi sesungguhnya DIA tak pernah tinggalkan!!. Tuhan tak memberi roh ketakutan, sehingga saya tak takut. Dengan langkah pasti, saya diantar masuk sel karantina, dan segera memberi salam pada mereka semua. Sesaat kemudian, ada seorang tahanan yang berteriak dengan keras, “apa itu kuning-kuning”. Yang ternyata adalah cincin kawin yang lupa saya tanggalkan. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan. Beberapa tahanan segera menumpangkan tangan-tangan mereka ke tangan saya, melindungi, serta memarahi temannya. Luar biasa!!, KASIH itu selalu melingkupi saya. Tak pernah tinggalkan sedetikpun. Bukankah saat itu saya tak ada jasa pada mereka? dengan memberi sesuatu misalnya. Bukankah mereka orang-orang yang kekurangan, dan seharusnya beringas? Mereka sangat melindungi dan memperlakukan saya sangat baik, padahal mereka, penipu, copet, pembunuh, pencuri, perampok. Tiada yang mustahil bagi Tuhan. Tak ada seorangpun yang merebut makanan, walau saya selalu makan dari kiriman keluarga dan minum air kemasan. Jika saya beri sebagian dari jatah, itupun harus dengan memaksa-maksa, katanya “untuk saya saja”. “Oh, siapakah saya ini Tuhan, KAU jadikan biji mataMU, KAU pedulikan aku?, pembelaanMU luar biasa” kata hati saya. Semua yang saya dengar tak berlaku bagi saya. Saya telah membuktikan bahwa Roh yang tinggal pada kita lebih besar dari semua roh. Inilah mutiara yang saya maksudkan, yang saya tanamkan di hati, sehingga tak perlu takut menjalani hidup, sebab DIA beserta. Ternyata untuk membuat mereka segan, Tuhan tak perlu membuat badan kekar, jagoan, atau sama warna kulitnya, justru kebalikan dari semua itu yang ada pada saya. Terlalu banyak ucapan syukur yang dapat kita panjatkan dalam lembah kelam jika bersama Tuhan, dan terlalu banyak alasan untuk bersuka-cita. Mungkinkah dimasukkan karantina dulu agar tertekan mental saya ?, dan dengan demikian untuk pindah kamar mau bayar berapapun juga. Hal ini didasarkan pada suatu sore saya dipanggil ke kantor kepala Rutan, dan menanyakan keadaan saya. Dan saya jawab, syukur saya baik-baik, teman teman sangat baik, dan tak ada maksud pindah kamar. Kenapa tahanan lain yang baru masuk tak dipanggil? Mungkin makna yang tersirat adalah Tuhan sedang memberi pelajaran, baik bagi saya maupun kepala Rutan, yang mungkin dalam hatinya keheranan. Tuhan selalu beri kemenangan !! Ya, Tuhan memberi sukacita sebagai seorang Daniel yang lolos dari gua singa. Bukankah alkitab tak pernah mencatat bahwa Tuhan terlambat menolong ketika Daniel, Yusuf, Paulus dan Silas di penjara? Orang yang menggantungkan harapan pada Tuhan, mendapat perlakuan yang berbeda. Kabarnya, seseorang baru bisa pindah ke kamar setelah memberi handphone dan uang jutaan. Saya justru merasa lebih nyaman dengan massa yang banyak, aman terlindung dari gangguan sel lain. Mereka katakan, kalau ada yang berani mengganggu saya, berarti menghina mereka. Bagaimanapun juga, sebagai manusia saya sempat bertanya dalam hati” Kenapa bisa begini ya…, Orang yang jelas-jelas curang saja bisa lolos dengan memberi uang, bahkan sampai-sampai KUHP di plesetkan Kasih Uang Habis Perkara & UUD Ujung-Ujungnya Duit” kenapa saya nggak ada jalan?? Seolah-olah saya mendapat inspirasi, bahwa justru disitulah hebatNYA Tuhan. DIA yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bisa pula membuat sesuatu yang biasanya sangat mungkin menjadi tidak mungkin. Saya katakan dalam hati,”Ya Tuhan, saya sangat kagum akan Engkau!! Sekarang saya mengerti bahwa uang bukanlah jalan keluar bagi persoalan, hanya dengan belas kasihanMU saja saya bisa lolos dari segala persoalan.Ini adalah mutiara, yang selalu teringat saat masalah datang. Marilah kita berusaha melihat kebaikan Tuhan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, yang nyata maupun yang tersembunyi. Ada kekaguman, ada pujian, dan pengertian…itu juga sukacita. Akhirnya dengan pertolonganNYA, yaitu melalui usaha beberapa orang yang tulus hati dan usaha isteri yang sedang hamil tua, pada hari ke-8 saya bisa keluar dan tidak perlu masuk lagi, walaupun masih harus mendatangi sidang-sidang pengadilan. Yang kami lakukan setelah keluar adalah membezoek teman-teman dipenjara dengan memberikan bahan makanan dan memberi surat agar mereka melakukan perbuatan baik, menjauhi narkoba dan mencari Tuhan. Bukankah kita terang dan garam dunia? Dimanapun Tuhan tempatkan, marilah kita berusaha menjadi berkat, walau sekecil apapun. Mungkin diantara mereka ada yang berbalik dari jalannya, dan itu akan banyak menutupi dosa kita, dan jika ada yang berbalik pastilah kejahatan akan berkurang. Di papan jadwal sidang pengadilan, pasal yang dikenakan “penipuan”. Wow…, siapa bilang kita kebal fitnah, yang tak merasakan apa-apa. Kami tidaklah tebal muka. Memang, kadang Tuhan membiarkan kita di fitnah, tapi saya yakin semua pasti bermakna. Saya dan isteri merasakan perasaan tidak enak jika melihat seseorang yang kami kenal, dan berusaha menghindarinya. Itulah rasanya di fitnah. Tapi jika kita sadar bahwa itu salib kita, fitnah itu tak akan membuat luka di hati, perasaan itu muncul sesaat, dan tertutup dengan keindahan-keindahan yang Tuhan beri. Segala sesuatu ada hikmahnya, setidaknya untuk menjadi cermin agar kita tak melakukannya. Bukankah musuh kita yang sebenarnya bukan melawan darah dan daging/manusia? Semua kabar yang kami dengar tak terjadi, yaitu bahwa saya akan dijatuhi hukuman seberat-beratnya, sebab Kapolres geram, instansi yang dipimpinnya jadi tercoreng. Saya juga tidak perlu pindah rumah, atau ganti mobil, sesuai anjuran beberapa orang. Setelah semua beres, saya datangi rumah polisi-polisi tsb, dan hanya bertemu dengan isteri-isteri mereka. Saya katakan” seberapa besar kesalahan saya, saya minta maaf, jikalau saya pakai orang, dan ternyata orang tersebut tidak tepat.” Saya meminta maaf dengan setulus-tulusnya. Saya menyadari bahwa tujuan mereka sejak semula bukanlah untuk menahan saya, dan jika terjadi pasti diluar perhitungan mereka. Ternyata meminta maaf dengan motifasi yang benar membukakan mata hati mereka. Jelasnya.., saya minta maaf bukan dimotifasi agar dikemudian hari mereka tak mencari-cari kesalahan lagi. Gampangnya, mereka mau baik, atau tidak terserah!! Yang terjadi adalah beberapa hari kemudian, perwira polisi yaitu kanit dan bawahannya serta seorang bintara polisi datang ke rumah dan meminta maaf. Barang-barang hasil rakitan yang dikembalikan polisi akhirnya kadaluwarsa. Beberapa unit akhirnya saya berikan penyidik dengan rela ( Jika kau ditampar pipi kiri, beri juga yang kanan), beberapa unit laku dengan murah, dan lainnya kami jual kilo-an sebagai rosokan. Jika kita tetap melakukan kebaikan, Tuhan akan memperhitungkan semuanya. Singkirkan bisikan yang mengatakan lebih baik dibuang saja daripada diberikan pada orang yang merugikan kita. Banyak kemudahan yang saya alami dan sungguh terbukti, sebab ukuran yang kita pakai itulah yang diukurkan pada kita. Yang terjadi kemudian perlu juga saya saksikan, agar pembaca tak segan meminta maaf walau merasa tak bersalah, apalagi jika bersalah. Suatu hari di undangan pesta, tiba-tiba saja ada seseorang yang menjabat tangan dengan erat, seolah-olah sebagai sahabat dekat, katanya, lupa ya dengan saya?, saya anak buahnya( disebutkan nama penyidik). Waktu penggerebekan saya belum menjadi team (dia sebut nama polisi), baru setelah itu saya ditempatkan. Sekarang saya tidak di reskrim, pindah ke unit narkoba. Rasanya dia ingin menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan hanya karena perintah yang tidak dapat ditolaknya. Suatu hari juga, ketika kami pulang dari acara, ada seseorang yang menyeberang jalan, menghampiri saya, memberi salam dan menjabat tangan. Ternyata dia adalah kanit, perwira yang pernah datang ke rumah. Berikutnya, yaitu ketika pada hari raya, penyidik saya kirim kartu ucapan, dia membalas dengan menelepon, katanya” Terimakasih ya kalau saya masih diingat, tapi jangan diingat kejelekan-kejelekan saya”. Dan masih banyak lagi ungkapan penyesalan dan bagaimana teman-teman mereka yang bukan satu team menjadi merasa tidak enak jika bertemu kami. Tuhan memberikan kemenangan atas tipu daya iblis. Saya tak pernah menganggap bahwa peristiwa itu merupakan kesialan, dan sayapun tak pernah mengikuti tradisi orang penjara yang menghanyutkan pakaiannya ke sungai yang dimaksudkan agar mereka tidak akan pernah kembali lagi. Semua tetap saya pakai, sebab nasib saya di tangan Tuhan. Dan ingat!! Siapapun bisa dipakai untuk mencobai ataupun menguji iman kita, bahkan mungkin orang terdekat yang sangat kita percayai sekalipun.
                      Setelah peristiwa itu, untuk pertamakalinya kami mengajukan kredit usaha di bank sebesar Rp 50 jt. Ya, hanya Rp50 juta, batas minimal pengajuan di suatu bank besar, dan disetujui. Namun puji Tuhan, dengan tambahan itu usaha kami relatif lancar kembali. Sementara kami berdoa meminta agar kalau boleh kami dapat segera menutup pinjaman, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Tiffany tiba-tiba jalannya sedikit pincang. Setelah kami periksakan ke laboratorium dan konsultasi ke dokter Surabaya, diduga leukemianya kambuh. Karena trombositnya sudah sangat rendah, tanpa membuang waktu lagi, kami membawanya ke Singapura. Saat itu tabungan kami kosong. Kami menghubungi beberapa saudara, dan hanya terkumpul Rp 41 jt . Setelah kami ambil untuk tiket pesawat dan fiskal, sisanya kami tukarkan SGD. Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan kalau sakitnya kambuh. Dokter menanyakan apakah pengobatan akan dilakukan di Singapura, mengingat Tiffany punya adik yang masih berumur 13 bulan. Kalau ya, mesti tinggal 4 bulan tanpa pulang Indonesia, dengan perkiraan biaya chemo intensif S$80.000, serta cangkok sumsum S$ 150.000, yang berarti Rp 1,4 Milyar. Sungguh suatu angka yang tak terbayangkan besarnya bagi saya yang hanya berpenghasilan beberapa juta rupiah perbulan, bukan belasan, apalagi ratusan juta. Seakan-akan Tuhan mengijinkan kita dicobai melebihi kekuatan. Kalau kita kurang percaya, mungkin kita akan mengatakan” Tuhan, bukankah Engkau tahu, untuk membayar pinjaman saja belum bisa, dan uang untuk berangkatpun bukanlah uang kami, pedulikah Engkau Tuhan? Tapi Ingat!! Tuhan setia, jangan pernah menjadi murtad, serahkan keputusasaan padaNYA. Intinya: Jika kita percaya, kita tidak akan takut. Kalau takut, berarti masih kurang percaya. Waktu itu saya hanya berpikir, Tuhan pasti cukupkan dana-dana yang kami perlukan atau memberi jalan keluar untuk persoalan. Setelah kami ceritakan apa yang dikatakan dokter, dan keadaan keuangan kami yang sesungguhnya pada seorang hamba Tuhan yang sangat kami kenal, beliau mengatakan” Masukkan saja, ikuti prosedur dokter, dan dengan iman, kamu akan lihat bagaimana Tuhan mencukupkan kebutuhan hari demi hari.” Puji Tuhan!!, berarti ada titik terang, hati saya bersorak. Sungguh saya sangat bersyukur, karena saya tahu, bahwa beliau bukanlah orang yang asal omong, tapi bertanggung jawab atas segala ucapannya, dan yang pasti dengan iman juga mengatakannya. Saya mengenalnya sebagai orang yang bertanggungjawab dan rela berkorban.
    Doa saya saat itu:
    Ya Abba,Bapa, ya Allah,
    kami mohon belas kasihanMu.
Jangan Kau timpakan kesalahan hambaMU pada anakMU yang kau percayakan kami untuk mengasuhnya.
Kami sangat mengasihinya.
Beri kami kesempatan untuk mengasuhnya.
Ya Abba, Bapa, ya Allah
Beri kami hati sebagai hamba yang setia,
yang menurut apa kata tuannya
Bapa, sekiranya mungkin Engkau menghendaki dia sembuh dengan chemotheraphy dan transplanthasy, mudahkanlah jalan kami, dan jika Engkau menghendaki dia kembali, berikanlah tanda pada kami, dan kami tidak akan memberontak kepadaMU, karena kami tahu, apapun yang Tuhan beri adalah yang terbaik dalam pandanganMU.
   Dalam nama Yesus kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Amin...
   Empat hari diberi chemo kuat/keras, kemudian boleh pulang ke apartement. Biayanya S$ 4300. Dua hari kemudian, Tiffany yang seharusnya kembali ke rumah sakit untuk chemo lanjutan, dibatalkan karena muntah-muntah. Beberapa hari ditangani tidak membaik, malah semakin parah, bahkan akhirnya suatu malam muntah darah segar. Segera dokter memberinya obat. Malam itu saya tidur biasa, tidak kuatir terjadi apa-apa. Pagi harinya tiba-tiba saja dia menekuk badannya dan mengatakan kalau perutnya sakit. Ternyata di ranjangnya sudah sangat banyak darah, padahal dia pakai popok/diapers dewasa. Saya beritahukan pada suster, dan dengan tergopoh-gopoh suster segera panggil dokter. Ketika dokter datang, tiba-tiba saja kejang dan matanya terbalik. Setelah ditepuk dengan keras pipinya dan dipijit-pijit kaki tangannya, segera matanya kembali normal. Kepanikan terjadi, para dokter dan suster segera berdatangan. Kebetulankah jika terjadi pagi hari?, tidak pada saat saya terlelap tidur. Seberapa besarkah kemampuan kita bisa menjaga ? Segera dilakukan transfusi darah sambil didorong ke ICU. Setelah sekitar 2(dua) jam, dokter mengatakan pendarahan sudah bisa diatasi dan kami diperbolehkan masuk. Baru saja kami masuk, Tiffany nafasnya tersengal-sengal, dan mengeluh kalau sangat sulit bernafas. Dokter segera memeriksa oksigen ternyata masuk dengan baik. Ranjangnya dinaik-turunkan, juga tidak membantu. Kemudian dokter membuka selimut, dan tampaklah darah yang luar biasa banyak pada ranjangnya. Dokter segera rapat, dan diputuskan untuk dioperasi dengan resiko yang sangat tinggi, yaitu 1 dari 2 orang akan meninggal di meja operasi.
   Saat itu doa saya:
  Ya Abba, Bapa, jikalau Engkau menghendaki dia kembali, kami tak menghalangi jalannya, tapi jikalau ini dari iblis, didalam nama Yesus, kami rebut Tiffany dari bayang-bayang maut.
   Saat itu Saya teringat ayat yang mengatakan Barang siapa mempertahankan nyawanya, dia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, maka akan mendapatkannya. Kemudian kata “nyawanya” saya ganti “nyawa anaknya”. Saya katakan dalam hati,” Ya, saya mau mendapatkannya “. Saya rela kehilangan hanya karena Engkau, bukan karena putus asa atau lainnya”. Puji Tuhan Tiffany lolos, dengan keadaan yang sangat-sangat kritis. Ada 3 ( Tiga ) slang yang dipasang lewat hidung dan mulutnya. Digantungan ada cairan infus, nutrisi, dan darah transfusi, serta di sampingnya sederet obat yang dijalankan oleh mesin, dan juga kabel-kabel ditubuhnya yang terhubung dengan komputer. Beberapa hari dokter 24 jam terus-menerus di sisinya. Hari itu hamba Tuhan tersebut bertanya, “apakah saya sudah siap”. Saya katakan “Ya, saya sudah siap”. Beliau melanjutkan dengan mengatakan bahwa apapun yang di dunia ini hanyalah titipan Tuhan, yang saya jawab “ Ya, Amin”. Karena esoknya keluarga hamba Tuhan ini akan ke Jakarta, saya diberi tahu jika telah dititipkan kepada seorang pendeta, dan saya diberinya no hp, no telp rumah, no telp kantor, serta no hp ibu pendeta. Bahkan no hp yang bagian ngurus jenasahpun telah diberinya juga, agar tak panik jika terjadi yang tidak diinginkan. Memang, tampaknya kemungkinan untuk hidup sangatlah kecil. Kesadaran bahwa semua adalah titipan Tuhan, itulah yang membuat hidup kami semakin berkelimpahan pada akhirnya. Tiffany diberi tidur 6 hari terus-menerus. Kerja jantung, paru-paru, sangat kacau. Transfusi darah pagi dan sore. Saya berdoa terus menerus, agar Tuhan segera panggil pulang, saya tak tega melihatnya. Hari ke-7, Tiffany sadar dengan keadaan yang sangat-sangat lemah, dan mengeluh kalau perutnya sakit. Segera dilakukan CT scan, ternyata empedu dan sebelah indung telur membengkak. Saat itu seorang dokter mengatakan,” dokter-dokter sangat bersusah hati, karena dia harus dioperasi lagi, tapi masalahnya apakah tubuhnya mampu? Jika tidak, juga akan menjadi bom waktu, karena infeksi semakin parah dan bisa menyebar” Saat itu saya tanya pada isteri, apakah dia masih berat melepaskan? Pikir saya, koq Tuhan belum panggil, malahan semakin buruk. Saya melanjutkan dengan, ” kalau kita benar-benar mengasihi, kita harus rela melepaskan. Karena dia yang menanggung sakitnya. Kalau kita menahan-nahan, berarti tidak mengasihinya, tetapi mementingkan diri sendiri untuk memiliki.” Puji Tuhan, Tiffany lolos, dengan operasi kecil, tidak jadi dilakukan operasi besar, sebab empedu bisa dipertahankan dan indung telur dinyatakan tidak ada kankernya setelah di biopsi. Semua utuh, walau operasi tersebut malah semakin memperlemah tubuhnya. Dari empedu dipasang slang untuk mengeluarkan cairan. Pertanyaannya apakah kita masih bisa bersuka-cita? Ataukah kita mesti terbungkuk-bungkuk dengan masalah. “ Ya, kita masih bisa bersukacita dan memuliakanNYA. Saat Tiffany dalam kelemahan, dan belum sadar, kami panggil, kami ingatkan hal yang menyenangkan, dan tiba-tiba matanya berair, jari kakinya sedikit bergerak, dan kami katakan puji Tuhan!! Syukur, terima kasih Tuhan….Sukacita bukan?? Saat teman bertanya bagaimana keadaan anak kami, selalu kami katakan puji Tuhan, (tekanan darahnya agak naik, misalnya), walaupun besoknya tekanan darahnya turun, dan kami segera mencari sesuatu yang lain yang tampaknya membaik, misalnya : denyut jantungnya, pernafasannya dll, dan memuliakan Tuhan. Jadi Untuk bersuka cita kami mencari sesuatu yang terbaik dari semua keadaan yang tampaknya tidak baik, dan memuji Tuhan. Jadi sesungguhnya terlalu banyak alasan untuk bersukacita dan memuliakan Tuhan, sekalipun dalam lembah kekelaman. Keluar ICU, suara tidak keluar sebab pita suara terganggu oleh slang yang terlalu lama di tenggorokan, sangat kurus dan kulitnya mengelupas. Ketika suara lemah mulai keluar kita bisa katakan “puji Tuhan, kami sangat bersukacita”. Hari demi hari bertambah keras, dan sukacita semakin bertambah-tambah. Ketika ada keluarga yang hendak membantu kami, saat mereka melihat tagihan kami yang menggunung, seorang bapak geleng-geleng kepala, menarik nafas panjang sambil berkata dengan suara berat “sangat… sulit” termenung beberapa saat dan mengatakan “tapi tiada yang mustahil bagi Tuhan”. Kemudian mereka mengajak saudara-saudaranya mengumpulkan uang untuk kami. Kami bisa merasakan betapa orang yang tidak kami kenal bisa sangat peduli!! Kami merasakan betapa Tuhan memberkati kami. Itulah sukacita. Tapi ingat!!, sukacita dapat dengan mudah berubah menjadi dukacita/kekecewaan, jika kita mendengarkan bisikan negatif. Mungkin Iblis akan berbisik,” Lho, bukankah saudaramu/temanmu/ kenalanmu/ siapa saja seharusnya lebih peduli?! Koq mereka tidak peduli?! Jika itu kita ijinkan masuk hati kita, maka jiwa kita menjadi lemah. Maka kita harus tahu, mana yang kita ijinkan masuk dan mana yang mesti kita tolak. Ingat!! Jika tidak ada orang yang peduli, Tuhan tetap peduli!!. Akibat komplikasi tersebut Tiffany harus tinggal di rumah sakit selama 1(satu) bulan penuh untuk pemulihan, dengan biaya S$ 100.000 / Rp 600Jt.( hanya untuk pemulihan saja, blm termasuk biaya chemo yang sampai saat ini masih berjalan). Itulah ujian, seakan-akan Tuhan membiarkan kita terjerembab. Betapa tidak!! Untuk biaya chemo & transplant saja tak terjangkau oleh pikiran kami, ditambah pengeluaran tak terduga yang juga luar biasa besarnya bagi kami. Tapi ternyata Allah benar-benar setia, firmanNYA ya dan amin. DIA tak membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan, sebab DIA selalu memberi jalan keluar. Sumbangan demi sumbangan masuk, sampai suatu titik dimana kami harus menjual ruko kami satu-satunya untuk menutup kekurangan rumah sakit. Disaat ekonomi sulit, ruko kami yang HGB dan tusuk sate bisa laku lumayan cepat dengan harga yang relatif tinggi. Luar biasa, harga tersebut persis sama dengan kekurangan kami. Sungguh mengagumkan!! Cara-cara Tuhan mengirimkan bantuanpun sangat mengagumkan, sangat indah untuk dikenang. Teman kami terheran-heran, betapa mudahnya kami mendapatkan uang ratusan juta dalam waktu singkat. Dalam hati saya berkata, “Saya sendiripun juga sangat terheran-heran koq, sama seperti yang kau pikirkan.” Walaupun kami berjuang, tapi seakan-akan kami juga hanya sebagai penonton. Tuhan yang melakukan semua, Tuhan yang berperang, dan kemenangan diberikan pada kami, sehingga kami mendapat sukacita, yaitu sukacita seorang yang lebih daripada pemenang. Saat Tiffany kembali ke Indonesia, dia dalam keadaan sehat luar biasa, melakukan kegiatan seperti biasa, dan langsung sekolah. Karena nilai UUB(Ulangan Umum Bersama)-nya baik, maka bisa naik kelas walaupun 6(enam) bulan tidak masuk sekolah. Itupun sukacita. Lebih daripada itu, kami merasakan sukacita sebagai seorang Abraham, yang telah membaringkan anaknya sebagai korban persembahan, dan malaikat Tuhan menahan ayunan pedang, seraya mengatakan “cukup”. Bukankah itu suatu sukacita yang luar biasa. Kalau sebagian orang rela mengeluarkan uang ratusan juta untuk membeli tanaman hias, binatang peliharaan atau lainnya untuk dinikmati keindahannya, kami mungkin lebih lagi bisa menikmati mutiara-mutiara yang tak kelihatan itu di manapun dan kapanpun juga, yaitu dengan mengingat perbuatan Tuhan yang ajaib. Jika ada orang menganggap kami jatuh keberbagai-bagai kesialan, kami katakan bahwa kami selalu beruntung, sebab selalu lolos dari berbagai-bagai kesulitan yang sangat pelik. Ternyata apabila kita berpikir positif dan memuliakan Tuhan, maka jiwa kita menjadi kuat dan keadaan bisa berubah menjadi lebih baik ,lebih baik, dan menjadi sangat baik. Saya selalu berusaha berpikir positif, dan faktanya sampai hari ini selalu sehat, dan tidak tertekan. Puji Tuhan!! Sebelum kambuh dokter mengatakan prosentase kesembuhan puteri kami 70 s/d 80 %, dan setelah kambuh dokter mengatakan prosentase kesembuhannya 20 %. Itu adalah kebenaran yang harus kita akui, tapi sama sekali bukan untuk menyerah, namun untuk kita perangi, di alam nyata dan alam roh. Kami tetap bisa bersukacita dan tak terbeban, sebab kami percaya. Kami sangat yakin bahwa Tiffany akan sembuh sempurna, lolos walau dokter katakan prosentase kesembuhannya 20%. Walau demikian, bagi kami, tentulah kehendak BAPA di atas segala-galanya. Jadi nyatalah, bahwa kita tetap bisa bersukacita dalam segala hal, jika bersama Tuhan.
                         Dan pada saat kesaksian ini kami tulis, Tuhan telah mencukupkan semua biaya chemo yang masih harus dijalani selama 1( Satu ) tahun lagi. Puji Tuhan !! Saya juga terlalu yakin, jika hal-hal yang supranatural terjadi berhubungan dengan hal pengampunan, sehingga doa kami sampai kepada BAPA di surga.
Di bawah ini sebagian dari ayat-ayat yang sangat memberkati kami
· Mzm 16 : 11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
· Mzm 34 : 20 Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
· Ams 3 : 5. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
· Ams 21 : 13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
· Ams 22 : 1 Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar; dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.
· Pkh 2 : 16 Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, disitupun terdapat ketidakadilan.
· Yer 17 : 7 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!
· Yes 41: 10 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
· Mat 10 : 38,39 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
· Mat 5 : 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
· Mat 6 : 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
· Mat 6 : 27 Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
· Mat 7 : 12 “ Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
· Mat 7 : 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
· Mat 6 : 20,21 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga, di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada.
· Mat 25 : 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.
· Mrk 4 : 21,22 Lalu Yesus berkata kepada mereka : “ Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
· Mark 11 : 25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
· Luk 6 : 28 Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu ; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
· Luk 6 : 35b, 36 Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
· Luk 6 : 37,38 “ Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi.Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.Berilah dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
· Luk 12 : 48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”
· Luk 15 : 10 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.
· Luk 17 : 10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
· Yoh 14 : 15 “ Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
· Rm 12 : 1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
· Rm 12 : 9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
· Rm 12 :12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
· Rm 12: 14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
· Roma 12 : 21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
· 1 Kor 13 : 2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
· 1 Kor 10 : 13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
· 2 Kor 4 : 17,18 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
· Ef 6 : 12 Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
· Ibr 13 : 15,16 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
· Yak 1 : 12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
· Yak 1 : 22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
· Yak 2 : 14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
· Yak 2 : 26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
· Yak 5 : 20 Ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
· 1 Ptr 3 : 17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
· 1 Yoh 3 : 17,18 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
· 1 Yoh 4 : 8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
· 1 Yoh 4 : 18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
· 1 Yoh 4 : 20 Jikalau seorang berkata: “ Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
· 1 Tes 5 : 16,17,18 Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
· 1 Tim 6 : 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
· 1 Tim 6 : 17,18 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.
· 2 Tim 1 : 7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Pada akhir kesaksian ini, kami ingin memberi nasehat serta himbauan :
· Jangan pernah menyerah pada masalah, tapi berserahlah penuh pada Tuhan !!.
· Jangan jemu-jemu berbuat baik, dan jangan berbalik pada jalan orang fasik yang tampaknya lebih beruntung, sebab sesungguhnya semua itu diperhitungkan Tuhan.
· Jika anda dalam kelemahan, tak tahu apa yang mesti diperbuat, undanglah DIA, mohon belas kasihan. Pasti ada jalan keluar!! , sebab kuasaNYA sempurna dalam kelemahan kita.
· Jika anda sehat, sadarilah bahwa itu anugerah Tuhan yang luar biasa. Puteri kami telah menghabiskan biaya Rp 1,5 M belum termasuk jika cangkok sumsum, yang biayanya sekitar Rp 1 M. Oleh sebab itu jangan jual kesehatan di kala muda. Peliharalah tubuh, jiwa & roh secara seimbang, dan muliakan DIA!! Organ tubuh anda tak ternilai harganya!!
· Jika anda telah berusaha menurut perintah Tuhan, jangan pernah terlalu berharap bahwa situasi & kondisi anda akan baik sepanjang hidup, tetapi percayalah, apapun yang anda alami, Tuhan selalu menyertai.
· Marilah kita belajarlah untuk membaca yang tersirat, jangan hanya yang tersurat! Belajar melihat apa yang tak terlihat, dan mendengar apa yang tak terdengar.
· Marilah kita mulai belajar memberi kepada orang yang membutuhkan, baik material maupun spiritual, dimulai dari yang terdekat, yaitu saudara, sanak family, tetangga, bahkan yayasan-yayasan yang benar-benar untuk kemanusiaan.
                           Sekarang kami dapat mengatakan dengan yakin seperti apa yang Daud katakan “ DIA-lah gunung batuku, kubu pertahananku, tak-kan goyah aku. Dalam naungan sayap-MU aku bersorak-sorai. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
                             Akhir kata, semoga kesaksian kami bermanfaat, dan dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf apabila banyak didapati penyampaian yang tidak tepat. Tuhan Yesus memberkati.


Sesi 2
          Kesaksian berikut adalah kelanjutan dari kesaksian pertama. Ada hal yang melengkapi, dan ada pula kejadian yang ternyata tidak sesuai dengan yang kita perkirakan pada kesaksian pertama. Sesungguhnya walaupun saat itu kita berdoa “ Tuhan, jika Kau mau sembuhkan Tiffany lewat cangkok sumsum, cukupkanlah dana lewat yayasan, tapi jikalau tidak, tutuplah jalan mereka ”. Tapi sejujurnya, sebagai manusia kami menginginkan mendapatkan dana, apalagi pihak yayasan mengatakan kalau mereka akan memberi kami yang terbaik, dan mereka sedang menghubungi beberapa yayasan yang lain. Seiring berjalannya waktu, kami melihat, bahwa ternyata yang cangkok sumsum ada yang sembuh, ada yang beberapa waktu kemudian leukemia-nya kambuh kembali, dan adapula yang tubuhnya menolak sumsum donor alias gagal. Suatu pilihan yang sangat-sangat sulit, dan kami berkata “ Tuhan, siapakah aku ini ? sehingga bisa memilih jalan“. Semenjak itu doa kami tulus, menyerahkan segalanya pada-Nya. Setelah 6 ( Enam bulan ) chemo intensif, kami kembali ke Indonesia. Saat itu kami menjual ruko satu-satunya dan terjual persis dengan kekurangan pembayaran rumah sakit. Saat itu kami belum tahu harus melanjutkan chemo dengan biaya dari mana lagi. Tapi sekali lagi keajaiban terjadi. Menjelang kami akan transfer kekurangan pembayaran, tiba-tiba saja kami mendapat kabar bahwa yayasan mengeluarkan dana untuk kami, tapi hanya 10 % dari biaya cangkok sumsum yang berkisar S$ 150.000. Kami mengusulkan agar bantuan tersebut bisa dialihkan untuk pembayaran kekurangan rumah sakit, dan disetujui. Dengan bantuan tersebut, maka hasil penjualan ruko masih ada sisa, dan menurut perhitungan cukup dipakai chemo hingga selesai. Chemo di Indonesia ada 8 siklus. Pada siklus ke-1, ke-2, dan ke-3 lancar, tapi siklus ke-4 dan ke-5 komplikasi, sehingga harus masuk ruang isolasi berminggu-minggu. Saat itu sempat dikuatirkan kambuh. Dengan demikian uang kami habis. Ya Tuhan… apa arti semua ini? Saat kami butuh dana, tiba-tiba Kau sediakan, tapi tiba-tiba pula hilang melayang. Saat itu Tiffany telah beberapa bulan konsumsi juice anti kanker. Lagi-lagi keputusan sulit kami hadapi. Haruskah kami beralih ke pengobatan herbal yang hanya sekitar Rp 100. 000,- ( S$ 15 ) per bulan sudah termasuk dokternya? Padahal dia telah menghabiskan biaya lebih dari Rp 1,5 Milyar. Jika kami lanjutkan…., berapa biaya yang harus kami pinjam? Tentu sulit diprediksi dengan adanya komplikasi. Disamping itu, apakah Tiffany mampu menjalaninya? Persandaran kami hanya kepada Allah. Akhirnya kami datang pada seorang hamba Tuhan yang sangat kami kenal dan telah melayani kami sejak awal Tiffany sakit ( umur 4 th ). Kami katakan pada beliau, bahwa
        sebenarnya kami ingin lanjutkan dengan pengobatan herbal, tetapi kami takut salah jalan. Dengan mantap beliau katakan, bahwa sebagai orang tua, berikan saja yang terbaik, jangan takut salah, sebab yang terpenting, bukanlah jalan yang kamu pilih, tapi yang terpenting adalah penyertaan Tuhan. Apapun jalan yang kamu pilih, jika Tuhan menyertai, pasti menjadi baik. Dan jika dia masih ada umur, dia pasti hidup. Akhirnya dengan teguh kami pilih herbal, walau sebenarnya dokter sangat menyayangkannya dan bersedia untuk tidak dibayar. Hingga tulisan ini kami buat, Tiffany telah 8 ( Delapan ) bulan lepas chemo, tak sekalipun ke dokter karena sakit. Dia hanya datang 1X per bulan untuk periksa rutin dan ambil obat.
Tulisan ini kami buat pada tgl 29 Desember 2008
TUHAN memberkati.
BERSAMBUNG


2 komentar:

  1. Tulisan Anda bermanfaat bagi kami. Inspiratif.
    Kami juga memiliki putri umur 4 tahun yang menderita ALL-L2, sudah melewati fase induksi dengan baik.

    BalasHapus
  2. Semoga pengobatan berjalan lancar & segera sehat kembali.

    BalasHapus

Mohon pendapat dan koreksi